KAMPANYE PERUBAHAN SOSIAL
A. Definisi Kampanye Perubahan Sosial
Kampanye pada
prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan komunikasi individu atau kelompok
yang dilakukan secara terlembaga dan bertujuan untuk menciptakan suatu efek
atau dampak tertentu. Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai
“serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan
efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan
pada kurun waktu tertentu” (Venus, 2004:7).
Dengan demikian
kampanye pada prinsipnya adalah contoh tindakan persuasi secara nyata. Dalam
ungkapan Perloff (1993) dikatakan “Campaigns generally exemplify persuasion in
action”. (Venus, 2004:7).
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan
yang terjadi pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya,
termasuk nilai,
sikap-sikap
sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat.
Perubahan sosial secara umum dapat diartikan
sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan didalam
masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan
sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat.
Kampanye perubahan sosial secara umum dapat diartikan
sebagai suatu proses yang dilakukan sebagai upaya positif yang bertujuan untuk
mengubah perilaku masyarakat dalam pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan
didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta
kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat.
Salah satu yang
menonjol dalam upaya pemecahan masalah social adalah dengan kampanye social
melalui iklan-iklan layanan masyarakat dan artikel di media massa cetak. Sejauh
ini, kampanye social seperti itu masih berlangsung terus. Di sisi lain
masyarakat juga menanggapinya dengan baik, meskipun masih diragukan, apakah
mereka akan langsung memujudkannya ke dalam perilaku.
Tujuan kampanye
perubahan sosial antara lain:
·
Meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran target adopter
·
Mempersuasi
Target adopter melakukan sebuah tindakan social
·
Mengubah
Kepercayaan atau Nilai-nilai
B. Elemen Dalam Proses Kampanye Perubahan
Sosial
Elemen inti dari setiap proses kampanye perubahan social, yaitu:
1.
Cause (alasan/maksud): Suatu tujuan social yang
dipercaya oleh agen perubahan (change agent) akan menjawab permasalahan social
yang ada.
2.
Change Agent (Agen Perubahan): Individu, Organisasi atau persekutuan yang
akan membawa perubahan social dalam hubungannya dengan kampanye perubahan
social.
3.
Target Adopter (Pemakai Sasaran): Individu,
kelompok atau populasi yang menjadi sasaran perubahan social
4.
Channel (saluran): Saluran komunikasi dan
distribusi tempat terjadinya pertukaran pengaruh dan tanggapan yang dikirimkan
antara agen perubahan dengan pemakai sasaran.
5.
Change Strategy (Strategi Perubahan): Pengaturan
dan program yang diambil agen perubahan untuk memberi efek perubahan perilaku
dan sikap penerima sasaran.
Ada sejumlah isu yang dijadikan cause
untuk suatu upaya pemecahan permasalahan social. Seperti penyalahgunaan
Narkoba, polusi lingkungan hidup, pemberian hak pada kelompok minoritas atau
sector kehidupan seperti kekerasan dalam rumah tangga atau perburuhan.
Setiap cause social mempunyai tujuan
social yang ingin dicapai. Tujuan tersebut akan melibatkan pencapaian
perubahan-perubahan di masyarakat. Dalam tingkat kesulitan yang beragam,
perubahan social memasukkan perubahan kognitif (pengetahuan), tindakan, tingkah
laku serta nilai-nilai (values) dalam masyarakat.
C. Tahapan Kampanye Perubahan Sosial Pada
Media Sosial
Media sosial memungkinkan partisipasi publik secara aktif,
baik dalam arti positif maupun negatif. Memperlakukan publik di media sosial
dengan cara pandang lama, tidak akan mendapatkan hasil yang optimal karena
karakteristik media sosial yang unik.
1.
Menentukan tujuan kampanye di
media sosial
Setiap aktivitas harus memiliki tujuan yang jelas, agar mudah
untuk diukur. Mengukur keberhasilan artinya membandingkan antara tujuan yang
ditetapkan, dengan pencapaian setelah kegiatan itu dilaksanakan. Begitu pula
ketika membuat aktivitas di media sosial, apapun platformnya, tujuannya harus
ditetapkan dengan jelas.
2.
Menentukan aspek pengukuran
Setelah tujuannya
jelas, tentukan alat ukur yang jelas untuk menentukan bagaimana kita akan
mengukurnya. Berikut adalah tips menentukan aspek yang akan diukur berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai:
a)
Jika akan mengukur awareness, maka gunakan
aspek seperti volume, jangkauan, keterpaan, dan pelipatgandaan. Sejauh mana
pesan yang disampaikan itu tersebar.
b)
Jika akan mengukur keterlibatan, gunakan ukuran seperti
jumlah retweet, komentar, jawaban, dan jumlah partisipan. Berapa
orang/akun yang berpartisipasi, seberapa sering mereka berpartisipasi, dalam bentuk
seperti apa partisipasinya.
c)
Jika tujuannya adalah mendatangkan kunjungan ke situs,
lacaklah tautan tersebut berdasarkan jumlah klik, berapa yang benar-benar
mencapai situs, dan seberapa luas penyebaran tautan tersebut. Apakah publik
benar-benar mencapai halaman yang dituju, lalu apa yang mereka lakukan di sana?
d)
Jika tujuannya mendapatkan pendukung (brand
advocate), maka lacaklah kontribusi dan pengaruh mereka di media sosial.
Siapa saja yang berpartisipasi, dan dampak seperti apa yang mereka hasilkan?
e)
Jika tujuannya adalah meningkatkan persona brand,
maka lacaklah volume percakapan dibanding dengan brand pesaing. Berapa
persen dari percakapan tentang industri atau seputar kategori produk yang Anda
miliki, yang benar-benar mempercakapkan brand Anda?
3.
Melakukan pengukuran
Setelah menentukan apa yang akan diukur, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan pengukuran. Banyak situs yang menyediakan
pengukuran – gratis maupun berbayar – yang bisa membantu memberi data-data yang
Anda butuhkan.
4.
Pemantauan dan pelaporan
Langkah berkutnya adalah memantau dan membuat laporan
hasil pengukuran. Pengukuran pada periode tertentu bisa menjadi pembanding
pencapaiannya. Misalnya, pengukuran dilakukan sebelum kampanye, saat kampanye
berlangsung, dan setelah kampanye. Perbandingan ini memberi data yang kongkrit
mengenai pencapaian tujuan kampanye Anda.
5.
Penyesuaian dan pengulangan
Dalam proses kampanye, hasil pemantauan bisa memberi insight
yang membuat kita mengambil keputusan baru. Strategi yang sudah berhasil perlu
dicatat dan diulang penggunaannya, tetapi perlu terus berinovasi agar tidak
tampak mengulang-ulang strategi yang itu-itu saja. Kreativitas dalam melibatkan
diri di media sosial, biasanya menjadi nilai plus bagi publik. Tetapi
kreativitas jangan sampai melampaui batas yang justru dapat berbalik merugikan
kepentingan Anda.
D. Contoh Kampanye Perubahan Sosial Dalam
Bidang Kesehatan
Agar perubahan sikap terhadap ide-ide social itu semakin
cepat dan efektif, maka diperlukan suatu usaha memasarkan ide-ide tersebut.
Pendekatan komersial terhadap pemasaran ide-ide social merupakan alternatif
yang dipandang ampuh untuk menghasilkan perubahan social yang diharapkan.
Seperti dikatakan oleh Wiebe: Semakin kampanye perubahan social menyerupai
kampanye produk komersial, semakin tinggi pula kesuksesan kampanye social
tersebut.
Dewasa ini banyak problema social dihadapi masyarakat seperti:
penyalahgunaan obat bius, alcohol, AIDS, pengrusakan lingkungan, kekurangan
gizi, dan kesdaran beralalu-lintas. Problema tersebut telah diupayakan
pemecahannya oleh para ahli. Meskipun demikian tetap terbuka kemungkinan
terjadinya kontroversi yang mengundang perdebatan antara pihak yang pro dan
kontra.
Salah satu yang menonjol dalam upaya pemecahan masalah social
adalah dengan kampanye social melalui iklan-iklan layanan masyarakat dan
artikel di media massa cetak. Sejauh ini, kampanye social seperti itu masih
berlangsung terus. Di sisi lain masyarakat juga menanggapinya dengan baik,
meskipun masih diragukan, apakah mereka akan langsung memujudkannya ke dalam
perilaku.
Kampanye perubahan social bukanlah fenomena yang baru. Sejak
zaman Yunani dan Romawi kuno hal ini telah berlangsung yaitu sejak mereka
mengupayakan pembebasab para budak. Di Inggris, selama revolusi Industri
diadakan kampanye pemberantasan pekerja di bawah umur serta pemberian hak-hak
bagi kaum wanita.
Sekarang ini, kampanye perubahan social difokuskan pada
perubahan Sistem kesehatan, seperti: anti merokok, pencegahan penyalahgunaan
obat bius dan alcohol, program peningkatan kesehatan gizi dan fisik serta
pencegahan penularan AIDS.
Salah satu pendekatan yang umum ditawarkan untuk mencegah
remaja mulai merokok atau menjadi pencandu serius adalah melalui komunikasi
publik, seperti melalui penyebaran pesan-pesan tentang bahaya merokok atau
kegiatan-kegiatan penyuluhan di sekolah. Pendekatan yang sifatnya lebih
enforcement atau penerapan peraturan yang disertai sanksi.
Tipikal pesan kampanye antirokok adalah merokok merupakan
perilaku yang sangat berbahaya bagi kesehatan karena itu jangan merokok.
Dipaparkan bahwa merokok dapat menyebabkan impotensi, gangguan kehamilan,
kanker, dan lain-lain.
Contoh yang bagus adalah program yang dilakukan Swedia dalam
membangun citra bangsa yang anti merokok. Program ini meliputi anti rokok
secara intensif, pendidikan lewat sekolah dan klinik keluarga, iklan dan
promosi progresif pembatasan rokok, meninggikan pajak rokok, pelarangan merokok
di tempat umum serta jasa yang menyeluruh untuk membantu warga masyarakat yang
ingin berhenti merokok.
REFERENSI
http://all-about-theory.blogspot.com/2010/03/pengertian-kampanye.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial
http://belajarpsikologi.com/pengertian-perubahan-sosial/
http://www.pondokbetung.com/bersahabat/google-search/kampanye-melalui-media-sosial/
http://www.cpps.or.id/uploaded/S294.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar